GAMBARAN FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN MAPPING KEJADIAN PENYAKIT DI PUSKESMAS X KOTA BANJARBARU
DOI:
https://doi.org/10.32832/hearty.v11i2.8896Keywords:
Surveilans, Mapping, Analisis SpasialAbstract
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi membutuhkan SDM yang memiliki keahlian dalam perekaman, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data. Analisis spasial memudahkan penentuan intervensi pencegahan untuk kasus penyakit pada daerah tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran faktor penghambat pelaksanaan mapping kejadian penyakit di Puskesmas X Kota Banjarbaru. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif melalui pendekatan studi kasus, dan pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview) terhadap petugas surveilans. Hasil dari studi ini terdapat 4 faktor yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan mapping yaitu dari faktor kebijakan, metode, sumber daya manusia, dan motivasi. Secara rinci yaitu, tidak adanya kewajiban untuk melakukan analisa spasial, tidak ada kualifikasi keterampilan khusus untuk petugas surveilans, pelatihan yang terlalu singkat dan tanpa pedoman, fasilitas analisis spasial tidak tersedia lengkap, petugas belum memiliki keahlian analisis spasial, keterbatasan waktu akibat padatnya kegiatan petugas, dan sesama petugas tidak ada saling mendukung untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan analisa spasial.
References
Rasmaniar, Mahawati E, Laksmini P, Trisnadewi NW, Unsunnidhal L, Siregar D, et al. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis; 2020.
Akbar PS, Parinduri SK, Hidana R. Gambaran Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2018. J Mhs Kesehat Masy 2019;2:410–21. https://doi.org/10.32832/pro.v2i5.2529.
Darnotoa S, Kusnantob H, Sugihartob E. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Lingkungan dengan Dukungan Sistem Informasi Geografis di Puskesmas Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. J Kesehat 2012;5:1–13.
Kusuma AP, Sukendra DM. Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Kepadatan Penduduk. Unnes J Public Heal 2016;5:48–56. https://doi.org/10.15294/ujph.v5i1.9703.
Haidah N, Handini R. Pemetaan Kasus Dbd Berdasarkan Kondisi Lingkungan Di Wilayah Kerja Puskesmas Prambon Nganjuk. J Sulolipu Media Komun Sivitas Akad Dan Masy 2021;21:349–56. https://doi.org/10.32382/sulolipu.v21i2.2320.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. KBBI Daring n.d.:1.
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2019:1–168.
Siang JL, Ibrahim N, Rusmono. Pengembangan Paket Modul cetak Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri Tidore Kepulauan. J Teknol Pendidik 2017;19:191–205.
Muldiyana, Ibrahim N, Muslim S. Pengembangan Modul Cetak Pada Mata Pelajaran Produktif Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 2 Watampone. J Teknol Pendidik 2018;20:43–59.
Fatimah, Selviana, Widyastutik O, Suwarni L. Efektivitas Media Audiovisual (Video) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Kelompok Masyarakat Tentang Program G1R1J. J Kesehat Masy Khatulistiwa 2019;6:44–51.
Kurbani A. Pengaruh Kualitas Layanan Akademik Dan Fasilitas Pendidikan Terhadap Kepuasan Mahasiswa. J Media Wahana 2017;13:22–35.
Nurhadian AF. Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Bisnis Dan Iptek 2019;12:1–9.
Choriyah S, Anggraini DN. Evaluasi input sistem surveilans penemuan penderita pneumonia balita di puskesmas 2015;4:136–45.
Sumardilah DS. Faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil pelaksanaan surveilans gizi di puskesmas se Kota Bandar Lampung. J Kesehat Metro Sai Wawai 2014;7:22–32.
Prasastin OV. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas surveilans epidemiologi penyakit menular tingkat puskesmas di Kabupaten Kebumen tahun 2012. Unnes J Public Heal 2013;2:1–10.
Amaliah R, Leida I, Maidin A. Kinerja petugas pelaksana surveilans kusta di seluruh puskesmas Kabupaten Jeneponto tahun 2016. J Forum Kesehat 2016:1–7.