Using Freire to critique Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah's pedagogical framework
DOI:
https://doi.org/10.32832/tadibuna.v8i2.2054Keywords:
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Paulo Freire, Critical Pedagogy, NeoliberalismAbstract
Neo-liberalization is a systematic and global movement of exploitation. However, neo-liberalization is fragile because of its reliance on culture. Since culture grants power to neo-liberalization, culture also paradoxically has the potential to diminish neo-liberalization. In Indonesia, Islam is the ultimate moral and cultural force and, therefore, it can be a powerful resistant instrument again neo-liberalization. This paper will first identify Islam as an ideology of resistance and, therefore, a source for a pedagogy of resistance among Muslims. Subsequently, it will bring into scrutiny the critical pedagogy framework of one of the prominent Indonesian youth Muslim associations called Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) or Muhammadiyah Student Association. The examination incorporates the lenses of Freire (1970), one of the most influential critical education literature in the 21st century. This paper shows that while IMM can rearticulate critical pedagogy in its context so the transformation can be more easily accepted by the masses, IMM may fail to bring the liberation to a broader, global context where oppressions are deeply rooted.
Abstrak
Neoliberalisasi adalah gerakan eksploitasi yang sistematis dan global. Namun, neoliberalisasi itu rapuh karena bergantung pada budaya. Satu sisi budaya menguatkan neoliberalisasi, secara paradoks budaya juga berpotensi melemahkan neoliberalisasi. Di Indonesia, Islam adalah kekuatan moral dan budaya tertinggi dan, karena itu, Islam dapat menjadi instrumen yang kuat untuk melawan neoliberalisasi. Artikel ini pertama-tama akan mengidentifikasi Islam sebagai ideologi perlawanan dan karena itu, menjadi sumber pedagogi perlawanan di kalangan umat Islam. Selanjutnya, tulisan ini akan memeriksa kerangka pedagogi kritis dari salah satu asosiasi pemuda muslim Indonesia terkemuka yang disebut Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Penelitian ini menggunakan perspektif Freire (1970), salah satu rujukan pendidikan kritis paling berpengaruh di abad ke-21. Artikel ini menunjukkan bahwa IMM dapat mengartikulasikan pedagogi kritis dalam konteksnya sehingga transformasi dapat lebih mudah diterima oleh massa, hanya saja IMM mungkin akan gagal membawa pembebasan ke konteks global yang lebih luas di mana penindasan mengakar.
References
Ahmadi, M., & Anwar, A. (2014). Genealogi Kaum Merah: Pemikiran dan Gerakan. Yogyakarta: MIM Indigenous School & Rangkang Education.
Aisyah, N. (2016). Orientasi Gerakan Mahasiswa Rapor Merah Jokowi oleh BEM Seluruh Indonesia Wilayah Jatim Maret 2015. Jurnal Politik Muda, 5(2), 213-222.
Aspinall, E. (2013). A nation in fragments: Patronage and neoliberalism in contemporary Indonesia. Critical Asian Studies, 45(1), 27-54.
Beckett, K. S. (2013). Paulo Freire and the concept of education. Educational Philosophy and Theory, 45(1), 49-62.
Betz, J. (1992). John Dewey and Paulo Freire. Transactions of the Charles S. Peirce Society, 28(1), 107-126.
Fanon, F. (1963). The wretched of the earth (Vol. 36): Grove Press New York.
Freire, P. (1970). Pedagogy of the oppressed. New York: Continuum, 2007.
Glass, R. D. (2001). On Paulo Freire's philosophy of praxis and the foundations of liberation education. Educational Researcher, 30(2), 15-25.
Hadiz, V. R. (2011). Indonesian political Islam: Capitalist development and the legacies of the Cold War. Journal of Current Southeast Asian Affairs, 30(1), 3-38.
Harvey, D. (2007). A brief history of neoliberalism: Oxford University Press, USA.
Hamayotsu, K. (2011). Beyond faith and identity: mobilizing Islamic youth in a democratic Indonesia. The Pacific Review, 24(2), 225-247.
Holst, J. (2006). Paulo Freire in Chile, 1964–1969: Pedagogy of the oppressed in its sociopolitical economic context. Harvard Educational Review, 76(2), 243-270.
Holt, M. (2010). The unlikely terrorist: women and Islamic resistance in Lebanon and the Palestinian territories. Critical Studies on Terrorism, 3(3), 365-382. doi:10.1080/17539153.2010.521640
Indra, R. B. A. (2015). Gerakan mahasiswa pasca reformasi: Dinamika Gerakan di FISIP Universitas Airlangga Menurut Aktivis Mahasiswa Dalam Perspektif Konstruksi Sosial. Universitas airlangga
Jackson, E. (2014). Crafting a new democracy: Civic education in Indonesian Islamic universities. in Muslim Education in the 21st Century (pp. 121-136): Routledge.
Jazimah, I. (2013). MALARI: Studi Gerakan Mahasiswa Masa Orde Baru. Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 3(01).
Johnson, T. A. (2006). Islamic Student Organizations and Democratic Development in Indonesia: Three Case Studies. Ohio University.
Kartakusumah, B. (2016). Pengembangan Kepemimpinan Tokoh HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dalam Perspektif Pembelajaran Sepanjang Hayat. Insancita, 1(1).
Khaidir, P. H. (2006). Nalar kemanusiaan, Nalar perubahan sosial. Jakarta: Teraju.
Latief, H. (2010). Health provision for the poor Islamic aid and the rise of charitable clinics in Indonesia. South East Asia Research, 18(3), 503-553.
Mahzan, M. F. (2012). Gerakan pemakzulan presiden: studi tentang gerakan mahasiswa untuk penurunan Presiden Republik Indonesia ke 6 di Surabaya. IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Maqdsi, M. (1993). Charter of the Islamic Resistance Movement (Hamas) of Palestine. Journal of Palestine Studies, 22(4), 122-134.
McIntosh, J. (2004). Reluctant Muslims: Embodied hegemony and moral resistance in a Giriama spirit possession complex. Journal of the Royal Anthropological Institute, 10(1), 91-112.
Miswanto, A. (2015). Potret Gerakan Dan Tipologi Pemikiran Kaum Muda Muhammadiyah Pada Awal Milenium Baru. Tarbiyatuna, 6(1), 1-21.
Nuryatno, M. A. (2005). In Search Of Paulo Freire's Reception In Indonesia. Convergence, 38(1), 50-68.
Rabasa, A. (2005). Islamic Education in Southeast Asia. Current Trends in Islamist Ideology, 2, 97-109.
Rudnyckyj, D. (2009). Spiritual economies: Islam and neoliberalism in contemporary Indonesia. Cultural Anthropology, 24(1), 104-141.
Sani, M. A. H. (2011). Manifesto gerakan intelektual profetik: Samudra Biru.
Schugurensky, D. (1998). The legacy of Paulo Freire: A critical review of his legacy. Convergence, 31(1/2), 12p.
Sugito, S. (2015). Revitalisasi Organisasi Pergerakan Mahasiswa Sebagai Artikulator Kepentingan Masyarakat Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sustanti, K., Sobar, M., Kusumaningrum, A., Abdul, M., Yuni, K., Fauzi, R., . . . Haz, T. A. (2011). Sistem Perkaderan Ikatan. Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Tanuwidjaja, S. (2010). Political Islam and Islamic parties in Indonesia: critically assessing the evidence of Islam's political decline. Contemporary Southeast Asia, 29-49.
Valery, V., & Krisdyatmiko, S. (2018). Dinamika Gerakan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada Masa Kini Dibandingkan dengan Era Transisi Reformasi. Universitas Gadjah Mada.