Perubahan kurikulum lembaga pendidikan Islam di Sambas pada masa Kesultanan Sambas
DOI:
https://doi.org/10.32832/tadibuna.v9i1.2715Keywords:
Dinamika, Kurikulum, Pendidikan IslamAbstract
The entry of Islam in a country is insepArable from the role of Middle Eastern traders who enter Indonesia. However, not all of Indonesia's territory was touched by the Middle Eastern traders as was the case in Sambas. The purpose of this study was to find a picture of the dynamics of curriculum changes in Islamic educational institutions in Sambas during the empire. The method used in this research is literature by searching various sources of books, articles both national and international. The findings of the research conducted is the Islamization in Sambas is insepArable from the role of the sultanate who entered into contact relations through marriage, although Islam has long been present in Sambas through contact traders from Cheng Ho's men with the Hanafi school of thought but its development is not very meaningful. After the extraordinary development of Islam in Sambas, there was only the modernization of education in the era of Sultan Muhammad Syafiuddin II, but only experienced a period of development, because Dutch politics were able to play the role of Islamic educational institutions in Sambas even though Sambas was known as the "Veranda of Mecca."
Abstrak
Masuknya Islam dalam sebuah negara tidak terlepas dari peran pedagang Timur Tengah yang masuk di Indonesia. Akan tetapi, tidak semuanya wilayah Indonesia tersentuh oleh pedagang Timur Tengah tersebut seperti halnya yang terjadi di Sambas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang dinamika perubahan kurikulum lembaga pendidikan Islam di Sambas di masa kesultanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur dengan mencari berbagai macam sumber buku, artikel baik nasional maupun internasional. Temuan penelitian yang dilakukan adalah islamisasi di Sambas tidak terlepas dari peran kesultanan yang mengadakan hubungan kontak melalui perkawinan, walaupun Islam sudah lama hadir di Sambas melalui kontak pedagang dari anak buah Cheng ho dengan mazhab Hanafi tetapi perkembangannya tidak begitu berarti. Setelah perkembangan Islam yang luar biasa di Sambas, baru ada modernisasi pendidikan di Zaman Sultan Muhammad Syafiuddin II, tetapi hanya mengalami perkembangan periode, karena politik Belanda mampu memainkan peran lembaga pendidikan Islam di Sambas walaupun Sambas saat itu dikenal dengan "Serambi Mekah.”
References
Afsanudin. (2017). Zikir Maulud di Sambas, dalam "Bunga Rampai” Seni, Budaya & Se-jarah Pejuang Sambas. TOP Indonesia.
Al Kadri. (2017). Kata Pengantar "Bunga Rampai” Seni, Budaya & Sejarah Pejuang Sam-bas. TOP Indonesia.
Aslan. (2017a). Nilai-nilai Kearifan Lokal Dalam Budaya Pantang Larang Suku Melayu Sambas. 16(1), 35–44.
Aslan, A. (2017b). Pumping Teacher dalam Tantangan Pendidikan Abad 21. Muallimuna, 2(2), 89–100.
Belo, M. I. O. M. (2016). Islam di Kesultanan Sambas Kalimantan Barat (1600-1732) [Skripsi tidak diterbitkan]. Sanata Dharma.
Bistari. (2013). Pembelajaran Matematika Berkarakter Dengan Pendekatan Kearifan Lokal Etnis Melayu Sambas. UNTAN: KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia, 398–405.
Cassirer, E. (1994). An Essay on Man, An Introduction to Philosophy of Human Culture. University Press.
Damami, M. (2003). Dayah, Surau, dan Pesantren: Lembaga Pusat Kegiatan Islam dan Tantangannya, dalam Buku Antologi Studi Islam. Pascasarjana Press Universitas Is-lam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Firmansyah. (2017). Sejarah Muhammadiyah di Sambas 1932-1942, dalam "Bunga Ram-pai” Seni, Budaya & Sejarah Pejuang Sambas. TOP Indonesia.
Geertz, C. (1973). The Interpretation Of Cultures. Basic Books, Inc., Publisher.
Geertz, C. (1976). The Religion Of Java. The University Of Chicago Press.
Gunarto, A. (2017). Lagu Kaing Lunggi Karya Bulyan Mustafa, dalam "Bunga Rampai” Seni, Budaya & Sejarah Pejuang Sambas. TOP Indonesia.
Hanipah. (2017). Tari Raddat Sambas, dalam "Bunga Rampai, Seni, Budaya & Sejarah Pe-juang Sambas (1 ed.). TOP Indonesia.
Hardigaluh, A. (2007). Tahun Hijriyah dan Sejarah Masjid Jami' Sultan Muhammad Tsafiuddin II Sambas. Lembaga Pendidikan Islam "At-Taqwa” Sambas.
Hasan, N. (2015). "Kata Pengantar” dalam Risa, Perkembangan Islam di Kesultanan Sam-bas: Kajian Atas Lembaga Keislaman Pada Masa Pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin II Tahun 1866-1922. Ombak.
Lamazi. (2015). Kosmologi Melayu: Studi Pada Arsitektur Masjid Kesultanan Sambas. Khatulistiwa, 5(1), 50–59.
Madjid, N. (1977). Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Paramadina.
Mardiyati, I. (2011a). Perkembangan Pendidikan dan Perilaku Keberagaman Pada Masa Kesultanan Sambas. Walisongo, 19(2), 335–338.
Mardiyati, I. (2011b). Perkembangan Pendidikan dan Perilaku Keberagaman Pada Masa Kesultanan Sambas. Walisongo, 19(2), 335–338.
Murtadlo, M. (2014). Masjid Kraton Sambas dalam Konstelasi Pembaharuan Islam di Kalimantan Barat. Lektur Keagamaan, 12(1), 207–234.
Muzakir, A. (2015). Petunjuk Baru Silsilah Ahmad Khatib Sambas: Tiga Teks Tulisan Melayu. Jurnal Lektur Keagamaan, 13(2), 513–532.
Muzamil, A. R. (1997). Sistem Sapaan Bahasa Melayu Sambas. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Noor, Y. (2015). Islamisasi Banjarmasin. Ombak.
Ooi, K. G. (2004). Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Ti-mor. ABC-CLIO.
Parwanto, W. (2019). Konstruksi Tipologi Pemikiran Muhammad Basiuni Imran (1885-1976 M) Sambas, Kalimantan Barat Dalam Literatur Tafsir. Substantia, 21(1), 61–78.
Pitria. (2017). Tabrani Ahmad Dan Perjuangannya, dalam "Bunga Rampai” Seni, Budaya & Sejarah Pejuang Sambas. TOP Indonesia.
Posha, B. Y., Sewang, A. M., Kara, S. A. H., & Siraj, A. (2018). Peran Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin di Kesultanan Sambas 1931-1943 Dalam Bidang Revital-isasi Lembaga Peradilan Agama. Jurnal Diskursus Islam, 06(1), 175–200.
Risa. (2014). Islam di Kerajaan Sambas Antara Abad XVII: Studi Awal Tentang Islami-sasi di Sambas. Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies, 4(2), 105–116.
Risa. (2015a). Perkembangan Islam di Kesultanan Sambas: Kajian Atas Lembaga Keis-laman Pada Masa Pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin II Tahun 1866-1922. Ombak.
Risa. (2015b). Etnis Cina di Kesultanan Sambas Tahun 1760-1854. Khatulistiwa, 5(2). https://doi.org/10.24260/khatulistiwa.v5i2.301
Siregar, H. (2013). Dynamics Of Local Islam: Fatwa of Muhammad Basiuni Imran, the Grand Imam of Sambas, on the Friday Prayer Attended by Fewer than Forty Peo-ple. AL ALBAB - Borneo Journal of Religious Studies (BJRS), 2(2), 187–202.
Steenbrink, K. A. (1994). Pesantren Madrasah Sekolah: Pendidikan Islam Dalam Kurun Modern, terj. Karel A. Steenbrink dan Abdurrahman (Cetakan II). LP3ES.
Suhendra, Hidayat, A., Nopriandy, F., & Setiawan, B. (2019). Pengantar Tenun Songket Sambas. Deepublish.
Sunandar. (2014). Melacak Hubungan Kesultanan Sambas dan Bugis (Studi Awal ter-hadap Naskah Tuhfat al-Nafis). Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies, 4(2), 117–125.
Sunandar. (2015). Politik Identitas Dan Tantangan Globalisasi Masyarakat Perbatasan Dalam Menghadapi MEA 2016. Proceeding of 1st International Conference on ASEAN Economic Community in Borneo Region.
Sunandar. (2017). Tradisi Miare Dalam Masyarakat Melayu Sambas, dalam "Bunga Ram-pai” Seni, Budaya & Sejarah Pejuang Sambas. TOP Indonesia.
Sunandar, Ibrahim, D., & Huda, N. (2019). Resonansi Maharaja Imam Muhammad Basi-uni Imran (1885-1976) Di Sambas. Medina-Te : Jurnal Studi Islam, 15(1).
Sztompka, P. (1993). Sociology Of Social Change. Oxford UK.
Usman MHD, S. (2010). Sambas-Merajut Kisah Menenun Sejarah. Pemerintah Kabupaten Sambas.
Utomo, B. B. (2006). Sambas In The History Of West Borneo, In The Book "Archaeology: Indonesian Perspective: R.P. Soejono's Festschrift.” Yayasan Obor Indonesia.
Wahab, A. (2017). Islamic Values Of Social Relation In Besaprah Tradition Of Sambas Society: The Case Of Post-Conflict Malay-Madura In 1999-2017. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 25(2), 383–400.
Yusriadi. (2015). Identitas Orang Melayu Di Hulu Sungai Sambas. Khatulistiwa, 5(1), 74–99.
Yusriadi. (2019). Identitas Orang Melayu di Hulu Sungai Sambas. Elmans' Institute.
Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.