AKIBAT HUKUM ATAS KONTRAK (AKAD) YANG CACAT (PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF)
DOI:
https://doi.org/10.32832/yustisi.v11i3.17886Abstract
Artikel ini mengkaji akibat hukum atas kontrak yang cacat memurut hukum Islam dan positif. Dalam hukum Islam suatu akad harus memenuhi syarat dan rukun tertentu untuk dianggap sah, begitupun dalam hukum positif memiliki kriteria terkait keabsahan suatu akad. Namun dalam praktiknya seringkali terdapat akad yang cacat . Artikel ini berjenis kualitatif dengan melakukan studi pustaka. Pendekatan yang digunakan ialah normatif serta teknik analisis menggunakan analisis-deskriptif. Artikel ini mengungkapkan pertama, antara hukum positif dan hukum Islam memiliki kategori yang sama terkait akad yang cacat yaitu adanya paksaan (ikrah/dwang), kemudian kekhilafan/kekeliruan (ghalat/dwaling) dan penipuan (taghrir/bedrog). Letak perbedaan terdapat dalam hukum Islam, tipu muslihat (ghubn) merupakan salah satu unsur cacatnya suatu akad sedangkan, dalam hukum positif penyalahgunaan keadaan termasuk unsur yang menyebabkan cacatnya akad. Kedua, akibat hukum dari akad yang cacat terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu dapat dibatalkan dan batal demi hukum.
Kata kunci: akad/kontrak. akibat hukum, akad yang cacat
References
Alia, C. L. (2015). Akad Yang Cacat Dalam Hukum Perjanjian Islam. Premise Law Journal, 2, 14022.
Amar, R., Pratama Dharma, A., Urrahman, M. A., & Kurniawan, M. R. (2024). Kedudukan Pencatatan terhadap Keabsahan Perkawinan: Telaah Pencatatan Perkawinan. Jurnal Tana Mana, 5(2), 217–226. https://doi.org/10.33648/jtm.v5i2.486
Anwar, S. (2007). Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Anwar, S. (2023). Studi Hukum Islam Kontemporer: Bagian Dua. Yogyakarta: UAD Press.
Ash-Shiddieqy, T. M. H. (2009). Pengantar Fiqh Muamalah. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Basjir, A. A. (1988). Asas-Asas Hukum Muamalat, Hukum Perdata Islami. Yogyakarta: FH UII.
Dharma, A. P., & Amar, R. (2024). Prinsip The Best Interests of The Child dalam Perwalian Anak: Studi Penetapan Nomor 0053/Pdt.P/2017/PA.Tpi. MAQASIDI: Jurnal Syariah Dan Hukum, 120–129. https://doi.org/10.47498/maqasidi.v4i1.2898
Gautama, S. (1998). Business Law. Jakarta: Citra Aditya.
Ghofur, R. A. (2010). Akibat Hukum Dan Terminasi Akad Dalam Fiqh Muamalah. Asas: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam, 2(2), 177620.
Hadi, H. H., & Safiulloh, S. (2022). Pembatalan Oleh Hakim Terhadap Akta Jual Beli Yang Dibuat Berdasarkan Penipuan (Bedrog). Jurnal Res Justitia: Jurnal Ilmu Hukum, 2(2), 406–433. https://doi.org/10.46306/rj.v2i2.43
J. Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Laisina, V. M. (2015). Pembuatan Kontrak Bisnis Dan Akibat Hukumnya Menurut KUHPERDATA. LEX ET SOCIETATIS, 3(10). https://doi.org/10.35796/les.v3i10.10337
Langi, M. (2016). Akibat Hukum Terjadinya Wanprestasi Dalam Perjanjian Jual Beli. Lex Privatum, 4(3), 151506.
Lie, C., Natashya, Clarosa, V., Yonatan, Y. A., & Hadiati, M. (2023). Pengenalan Hukum Kontrak dalam Hukum Perdata Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 7(1), 918–924. https://doi.org/10.31316/jk.v7i1.4831
Mahmudin, M. (2020). IKRAH (PAKSAAN) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan, 20(2), 133–144. https://doi.org/10.47732/alfalahjikk.v20i2.144
Mas’adi, A. G. (2002). Fikih Muamalah Kontekstual. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Satrio, J. (1993). Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Undang-Undang Jilid I. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Syaputra, A. D. A. D. (2017). Cederanya Akad/Perjanjian Dalam Perspektif Fiqh Dan Hukum Positif. Syariah, 5(1). https://doi.org/10.32520/.v5i1.140
Usman, N., Tjoanda, M., & Alfons, S. S. (2021). Akibat Hukum Dari Pemutusan Kontrak Secara Sepihak. Batulis Civil Law Review, 2(1), 93. https://doi.org/10.47268/ballrev.v2i1.561
Windradi, F., & Setiono, G. C. (2022). Misbuik Van Omstandigeden Merupakan Bentuk Penyimpangan Terhadap Asas Kebebasan Berkontrak. Transparansi Hukum, 5(1). https://doi.org/10.30737/transparansi.v5i1.2272