KERAGAMAN PANGAN BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN
DOI:
https://doi.org/10.32832/hearty.v8i1.3631Abstract
Stunting merupakan masalah gizi kronis serius yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Prevalensi stunting pada usia baduta secara nasional masih cukup tinggi mencapai 30,8%. Pada periode 1000 hari pertama kehidupan merupakan masa kejar tumbuh yang menentukan status kesehatan anak pada periode kehidupan selanjutnya. Pemberian makanan yang beragam diperlukan anak karena memiliki berbagai macam zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Riset ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara keragaman pangan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan.. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi yaitu ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di wilayah Puskesmas Cibungbulang dengan jumlah sampel 90 responden yang diambil melalui purposive sampling. Data diolah melalui uji univariat dan uji bivariat chi-square. Hasil pengolahan data penelitian diketahui sebanyak 24,4% anak mengalami stunting dan terdapat hubungan keragaman pangan dengan kejadian stunting (p-value=0,047). Memberikan jenis pangan yang beragam kepada anak membantu memenuhi kebutuhan berbagai zat gizi untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal.References
Unicef, WHO, World Bank Group. Levels and Trends in Child Malnutrition in Bangladesh. Vol. 3, Asia-Pacific Population Journal. Geneva; 2020.
Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2018 [Internet]. 2018. Available from: http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/uploa d/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas2018_1274.pdf
Onis M De, Branca F. Review Article Childhood stunting : a global perspective. 2016;12(Suppl 1):12–26.
Dewey KG, Begum K. Long-term consequences of stunting in early life. Matern Child Nutr. 2011;7(SUPPL. 3):5–18.
WHO. Childhood Stunting : Context, Causes, and Consequences. Matern Child Nutr. 2013;9(2):27–45.
Utami NH, Mubasyiroh R. Keragaman Makanan dan Hubungannya dengan Status Gizi Balita : Analisis Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI). Gizi Indones. 2017;40(1):37–48.
Wantina M, Rahayu LS, Yuliana I. Keragaman konsumsi pangan sebagai faktor risiko stunting pada balita usia 6-24 bulan. ARGIPA. 2017;2(2):89–96.
Martorell R, Zongrone A. Intergenerational Influences on Child Growth and Undernutrition.pdf. Pediatr Perinat Epidemiol. 2012;26(Suppl. 1):302–14.
WHO. Nutrition Landscape Information System (NLIS) country profile indicators: interpretation guide. [Internet]. Geneva: WHO Press; 2010. 1–5 p. Available from: https://www.who.int/nutrition/nlis_interpretation_guide.pdf
Prendergast AJ, Humphrey JH. The stunting syndrome in developing countries. Paediatr Int Child Health. 2014;34(4):250–65.
Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Maulida NR, Rachmalina R, Ermayani E. Peningkatan Asupan Makan Beraneka Ragam pada Anak Usia 6-23 Bulan Guna Mencapai Status Gizi Baik dan Pencegahan Stunting di Indonesia. In: Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI : Percepatan Penurunan Stunting melalui Revitalisasi Ketahanan Pangan dan Gizi dalam rangka Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: LIPI; 2018. p. 121–9.
Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. 9th ed. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2014. 28–29 p.
Jayanti EN. Hubungan antara Pola Asuh Gizi dan Konsumsi Makanan dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita Usia 6-24 Bulan [Internet]. Universitas Jember; 2015. Available from: ttp://repository.unej.ac.id/
Hermina, S P. Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah Penduduk Indonesia dalam Konteks Gizi Seimbang: Analisis Lanjut Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014. Bul Penelit Kesehat. 2016;44(3):205–18.
Lestari W, Margawati A, Rahfiludin Z. Faktor Risiko Stunting pada Anak Umur 6-24 Bulan di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. J Gizi Indones (The Indones J Nutr. 2014;3(1):37–45.
Lamid A. Masalah Kependekan (Stunting) pada Anak Balita: Analisis Prospek Penanggulangannya di Indonesia. Bogor: IPB Press; 2015. 138 p.
Paramashanti BA, Paratmanitya Y, Marsiswati M. Individual dietary diversity is strongly associated with stunting in infants and young children. J Gizi Klin Indones. 2017;14(1):19–26.
Nai HME, Gunawan IMA, Nurwanti E. Praktik Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-23 Bulan. J Gizi dan Diet Indones. 2014;2(1):126–39.