MALNUTRISI BALITA DAN PENYEBABNYA PADA ETNIS NIAS, ETNIS SASAK DAN ETNIS ABUN
DOI:
https://doi.org/10.32832/hearty.v10i2.4747Abstract
Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya dengan latar belakang dari etnis, suku dan tata kehidupan sosial yang berbeda dalam hal penyajian makanan, pola asuh, sanitasi lingkungan, kebersihan diri dan perilaku lainnya yang dapat menimbulkan masalah gizi. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menggambarkan kondisi malnutrisi balita dan penyebabnya pada etnis Nias, etnis Sasak dan etnis Abun. Artikel dibuat berdasarkan analisis lanjut dan kajian literatur dari buku seri riset etnografi Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan. Kasus gizi kurang dan gizi buruk akibat malnutrisi masih terjadi di beberapa etnis Indonesia yaitu etnis Sasak, etnis Nias dan etnis Abun. Penyebab langsung berkaitan dengan asupan makanan dan penyakit infeksi yang diderita. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah pengasuhan yang tidak maksimal dari orang tua, sanitasi lingkungan dan kebersihan diri yang buruk, pengetahuan ibu yang rendah, pernikahan dini dan tradisi banyak anak. Sebagian besar merupakan penyebab tidak langsung. Hal ini berkaitan dengan perilaku yang menjadi bagian dari budaya. Oleh karena itu diperlukan intervensi dengan pendekatan budaya setempat dan mengoptimalkan peran tokoh masyarakat dan tokoh agama.
References
Adi, A. C., & Dini Ririn Andrias. Balita Pada Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Prioritas Kerawanan Pangan di Indonesia Lebih Rentan Mengalami Gangguan Gizi. Jakarta: Child Poverty And Social Protection Conference.20131–22.
Afritayeni. (2017). Pola pemberian makan pada balita gizi buruk di kelurahan rumbai bukit kota pekanbaru. Journal Endurance, 2(February), 7–17. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22216/jen.v2i1.1598
Burton. (2007). Oxford Medical Dictionary.7th ed. New York : Oxford University Press.
Candra, A. (2017). Suplementasi Mikronutrien dan Penanggulangan Malnutrisi Pada Anak Usia di Bawah Lima Tahun (Balita). Journal of Nutrition and Health, 5(3), 1–8. https://doi.org/10.14710/jnh.5.3.2017.159-165
Dwi Pratiwi, T., Masrul, M., & Yerizel, E. (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), 661–665. https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.595
Kemenkes RI. (2018). Laporan Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018. Jakarta :Kementerian Kesehatan RI
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf diakses pada tanggal 21 Desember 2020
Khusna, N. A., & Nuryanto. (2017). Hubungan Usia Ibu Menikah Dini dengan Status Gizi Batita di Kabupaten Temanggung. Journal of Nutrition College, 6(1). https://doi.org/10.14710/jnc.v6i1.16885
Labada, A., Ismanto, A. Y., & Kundre, R. (2016). Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi Balita Yang Berkunjung di Puskesmas Bahu Manado. Journal of Chemical Information and Modeling, 4(1).
Liansyah, T. M. (2015). Malnutrisi Pada Anak Balita. Jurnal Universitas Syiah Kuala, II, 1–12. https://doi.org/https://doi.org/10.46244/buahhati.v2i1.528
Masalah Gizi Dalam Sosial Budaya. (2017). https://pencerahnusantara.org/news/masalah-gizi-dalam-analisis-sosial-budaya. Diakses pada tanggal 11 Januari 2021
Minkhatulmaula, Pibriyanti, K., & Fathimah. (2020). Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang pada Balita di Etnis Sunda. Sport and Nutrition Journal, 2(2), 41–48. https://doi.org/10.15294/SPNJ.V2I2.39763
Nation, U. (2015). Transforming Our World: ThE 2030 Agenda for Sustainable Development. https://sustainabledevelopment.un.org/content/documents/21252030 Agenda for Sustainable Development web. Diakses pada tanggal 15 Januari 2021
Nindyna Puspasari, & Merryana Andriani. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan Asupan Makan Balita dengan Status Gizi Balita (BB/U) Usia 12-24 Bulan. Amerta Nutrition, 1(4), 369–378. https://doi.org/10.20473/amnt.v1.i4.2017.369-378
Ningsih, M., & Karjono, M. (2016). Pola Asuh Ibu Yang Menikah Usia Dini Dengan Status Gizi Balita (Usia0-59 Bulan) di Desa Tapen Kecamatan Gerung Lombok Barat 2016. Sangkareang Mataram, 2(2355), 3–6.
Oktia Woro Kasmini H. (2012). Kontribusi Budaya Dalam Pola Asuh Gizi Balita Pada Lingkungan Rentan Gizi (Studi Kasus di Desa Pecuk, Jawa Tengah). Jurnal Ekologi Kesehatan, 11(3), 240–250.
Pangan, B. K. (2010). Satu Dasawarsa Kelembagaan Ketahanan Pangan di Indonesia (1999-2009).Jakarta ; Kementerian Pertanian RI.
Pratiwi, N. L., Februdia, C. B. I., & Kurnia Novita Diah Leksa Ningrum. (2017). Tradisi Banyak Anak. Surabaya : Kanisius.
Putra, Ahimsa. (2005). Kesehatan dalam Perspektif ilmu sosial budaya dalama maslah kesehatan dalam kajian ilmu sosial budaya. Yogyakarta : Kepel Press.
Putri, R. F., Sulastri, D., & Lestari, Y. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 254–261. https://doi.org/10.25077/jka.v4i1.231
Depkes RI. (2008). Pedoman Pelaksanaan Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk. http://www.indonesian-publichealth.com/penyebab-dan-dampak-gizi-buruk/ diakses pada tanggal 20 November 2020
Ristrini, Basunanda Wirabaskara, & Anugrahaeni, E. (2017). Beras Tumpah di Jalan Potret Masalah Gizi Balita Pada Etnik Sasak. Surabaya : Kanisius.
Scaglioni, S., Arriza, C., Vecchi, F., & Tedeschi, S. (2011). Determinants of children's eating behavior. The American Journal Of Clinical Nutrition, 94(6 Supplemen). https://doi.org/10.3945/ajcn.110.001685
Sholikhah, A. (2016). Akulturasi Budaya Jawa Dengan Sunda (Studi Pada Masyarakat Dusun Grugak Desa Kutasari Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap).
Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.
Suharmiati, Fahriani, A. A., & Suciyadi Ramdhani. (2016). Tradisi Bowo dan Malnutrisi Pada Etnik Nias. Surabaya : Kanisius.