EVALUASI PROGRAM TB PARU DI PUSKESMAS CIAMPEA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2019
DOI:
https://doi.org/10.32832/pro.v3i5.4202Abstract
Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Secara global TB tetap menjadi 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Di Puskesmas Ciampea pada lima tahun terakhir angka keberhasilan program TB Paru mengalami kenaikan dan penurunan. Angka keberhasilan program pada tahun 2018 sebesar 79%, dan angka keberhasilan program pada tahun 2019 sebesar 72% dari target 90% yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan informasi seacara mendalam mengenai Input, proses dan output pada program TB Paru di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor tahun 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciampea, Penanggungjawab program TB Paru, Analis kesehatan dan Apoteker. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman wawancara mendalam, daftar checklist observasi dan daftar checklist telaah dokumen. Hasil penelitian dari komponen input dalam program TB Paru di Puskesmas Ciampea belum optimal. Terdapat keterbatasan fasilitas pemeriksaan TCM tidak dapat dilakukan di Puskesmas Ciampea. Hasil dari komponen proses dalam program TB Paru di Puskesmas Ciampea belum optimal. Pencatatan dan pelaporan serta Cross check sering kali tidak tepat waktu sesuai jadwal. Sedangkan output dalam program TB di Puskesmas Ciampea dalam angka penemuan kasus sudah mencapai target sedangkan angka konversi dan angka kesembuhan belum mencapai target yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Error rate di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor sebesar 1,8 persen. Dalam upaya meningkatkan keberhasilan program TB Paru di Puskesmas Ciampea Kabupaten Bogor maka diperlukan perbaikan yaitu dengan dibuat jadwal checklist cross check setiap minggunya agar tidak terjadi penumpukan berkas jika dilakukan pertiga bulan sekali. Juga diperlukan perbaikan dengan melakukan pencatatan dan pelaporan setiap harinya setelah pasien selesai pengobatan agar tidak terjadi penumpukan laporan. Dan diperlukan pula perencanaan terhadap pasien yang mangkir dalam pengobatan agar pasien tersebut tidak mangkir dari pengobatan dan menyelesaikan pengobatannya.References
Aditama, Wiwit. (2016). Evaluasi Prpgram Penanggulangan Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7
Arivany, Puteri Febriana. (2017). Pengetahuan Suspek TB Paru Dalam Melakukan Pemeriksaan Sputum DiPuskesmas Kamoning. Jurnal Berkala Epidemiologi :UNNAIR
Azwar, Azrul. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Binarupa. Jakarta.
Bramantya, Oetari Cinthya. (2012). Evaluasi Program Penanggulangan Tuberkulosis Paru di Kabupaten Boyolali. Tesis UI Depok.
Center for Disease Control and Prevention(CDC). 2011. Introduction to Program Evaluation for Public Health Programs : A Self-study Guide. Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention.
Deswinda. (2019). Evaluasi Penanggulangan Tuberkulosis Paru di Puskesmas dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru di Kabupaten Sijunjung. Jurnal Kesehatan Andalas : UNAND
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Bogor 2017.
Husna, Titik. (2012). Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di PT. Citra Baru Commercial Medan.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hutami, Siti Patria. (2018). Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Tuberkulosis Paru Dengan Strategi Dots Di Wilayah Kerja Puskesmas Gumawang Kabupaten Oku Timur. Skripsi Universitas Sriwijaya.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Program Pengendalian Program Tuberkulosis. Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2018.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2018). Pedoman Evaluasi Pembangunan Bidang Kesehatan.
Kresno, Sudati dkk. Aplikasi Penelitian Kualitatif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta : FKMUI
Chotimah, I., Oktaviani, S., & Madjid, A. (2018). Evaluasi Program Tb Paru Di Puskesmas Belong Kota Bogor Tahun 2018. PROMOTOR, 1(2), 87-95.
Lapau, Buchari. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta
Noveyani, Adistha. (2018). Evaluasi Program Pengendalian Tuberkulosis Paru Dengan Strategi DOTS Di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya. Jurnal Berkala Epidemiologi : UNAIR.
Nugraini, Krisna Eksapa. (2015). Evaluasi Input Capaian Case Detection Rate (CDR) TB Paru Dalam Program Penanggulangan Penyakit TB Paru (P2TB) Puskesmas Tahun 2012 (Studi Kualitatif Di Kota Semarang). Unnes Journal of Public Health : UNNES.
Oktaviani, Sari. (2018). Evaluasi Program TB Paru Di Puskesmas Belong Kota Bogor Tahun 2018. Skripsi UIKA Bogor.
Oktaviani, N., Avianty, I, dan Mawati, E. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Pria Di Universitas Pakuan Bogor Provinsi Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 2. Nomor 1. Diakses pada Bulan Februari 2019. Hal 49.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Penanggulangan Tuberkulosis. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pusat Kesehtaan Masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Kemenkes
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Prasetya, E. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Tentang Kesehatan, Pendidikan dan Kreatifitas. Abdi Dosen: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2 (1), 19-25.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Profil Kesehatan Puskesmas Ciampea (2019). Angka Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis.
Sembiring, Samuel. (2019) Indonesia Bebas Tuberkulosis. Sukabumi : Jejak
Suarayasa, Ketut. (2019). Analisis Situasi Penanggulangan Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Sigi. Jurnal Kesehatan Tadulako : Universitas Tadulako
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sumantri, Arif.(2011). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Pertama. Kencana. Jakarta
Swarjana, I Ketut. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.
Umar, Husein. (2002). Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
WHO. (2011). The Global Plan Stop TB 2011-2015. Geneva : Switzerland.
WHO. (2018). Global Tuberculosis Report 2018.
Yoannes. (2008). Kesehatan Masyarakat TBC. Penyakit dan Cara Pencegahannya. Yogyakarta : Kanisus