PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR (SELF REGULATED LEARNING) SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU MELALUI METODE INKUIRI
DOI:
https://doi.org/10.32832/tek.pend.v10i2.4926Abstract
Penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar, siswa, serta bagaimana proses peningkatannya. Masalah dalam penelitian inii dirumuskan sebagai berikut: Apakah metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, Apakah metode inkuiri dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa, dan Bagaimana proses peningkatannya. Metode yang digunakan adalah metode kaji tindak berbentuk penelitian tindakan kelas. Partisipan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelompok A4 SDIT Ummul Quro Bogor Tahun Pelajaran 2019/2020. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan menarik kesimpulan. Data diambil melalui teknik wawancara untuk studii pendahuluan, observasi, dan studi document`asi.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa; berdasarkan data nilai terendah pada pra-siklus yaitu 19, siklus I : 44, siklus II : 56, dan siklus III : 69, nilai tertinggi pada pra-siklus : 25, siklus I : 88, siklus II : 94, dan siklus III : 94, dengan nilai rata-rata pada pra-siklus : 21, siklus I : 62, siklus II : 75, dan siklus III : 83. Siswa yang mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB), pada pra-siklus : 0%, siklus I : 3 orang (33%), siklus II : 5 orang (56%), dan siklus III : 7 orang (78%) jadi mengalami kenaikan sebesar 78%. Metode inkuiri dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa; berdasarkan data nilai terendah pada pra-siklus : 25, siklus I : 40, siklus II : 55, dan siklus III : 75, nilai tertinggi pada pra-siklus : 55, siklus I : 85, siklus II : 95, dan siklus III : 95, denga nilai rata-rata pada pra-siklus : 36, siklus I : 58, siklus II : 76, dan siklus III : 88. Siswa yang mencapai kriteria Amat Baik (AB), pada pra-siklus : 0%, siklus I : 2 orang (22%), siklus II : 5 orang (56%), dan siklus III : 8 orang (89%), jadi mengalami kenaikan sebesar 89%. Proses peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemandirian belajar dilaksanakan melalui bermain dengan mekanisme pembelajaran metode inkuiri yang telah tertuang dalam RPPH mulai dari tahap pijakan pengalaman awal sebagai kegiatan pendahuluan, pijakan selama anak main sebagai kegiatan inti, dan pijakan setelah main, sebagai kegiatn penutupReferences
Hanafiah, Nanang. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Hartati, Sofia. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemdikbud.
Masitoh. (2008). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka.
Mudjiman, Haris (2011). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Subrata. (2000). Strategi Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Surya, Hendra. (2011). Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar. Jakarta: Gramedia
Suryana, Dadan. (2008). Hakikat Anak Usia Dini. Modul 1 Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta : Universitas Terbuka
Trianto, Al-Tabany. (2015). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan anak Kelas Awal SD. Jakarta: Prenadamedia Group.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta. Sekretaris Negara Republik Indonesia.
Yamin, Martinis dan Jamilah Sabri Sanan. (2013). Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, Referensi. Jakarta, Gaung Persada Press Group.