MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR DAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DENGAN METODE HOME VISIT PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK B PAUD PELANGI MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR
DOI:
https://doi.org/10.32832/tek.pend.v10i2.4935Keywords:
kemampuan motorik kasar, aktivitas belajar, blended learning, metode home visitAbstract
Penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), untuk tujuan mengumpulkan data apakah pembelajaran blended learning dengan metode home visit dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan aktivitas belajar kelompok B di Paud Pelangi Megamendung Bogor. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah pembelajaran blended learning dengan metode home visit dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak? 2) Apakah pembelajaran blended learning dengan metode home visit dapat meningkatkan aktivitas belajar anak? 3) Bagaimanakah proses pembelajaran blended learning dengan metode home visit dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan aktivitas belajar anak di kelompok B PAUD Pelangi Bogor?
Adapun hasil penelitian ini, berdasarkan hasil temuan penelitian tindakan (action research), 1) maka peneliti menarik kesimpulan bahwa pembelajaran blended learning dengan metode home visit dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan aktivitas belajar siswa kelompok B Paud Pelangi Megamendung Kabupaten Bogor. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan persentase dari pra tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Peningkatan kemampuan motorik kasar anak ditunjukkan dari prosentase tiap-tiap indikator kemampuan motorik kasar, yakni : (a) indikator membersihkan rumah; (b) indikator berjalan di papan titian; dan (c) indikator merayap setelah dilaksanakan tindakankan dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) pada siklus 1 sebesar 25%, siklus 2 sebesar 30%, dan pada siklus 3 meningkat menjadi 75%. 2) Pembelajaran blended learning dengan metode home visit dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dari prosentase tiap-tiap indikator aktivitas belajar, yakni : (a) indikator anak dapat bekerja sama dengan kelompok; (b) indikator anakmemiliki rasa ingin tahu; (c) indikator anak dapatmenanggapi pertanyaan guru; (4) indikator anak mau mencoba semua kegiatan yang diberikan guru, setelah dilaksanakan tindakan dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) pada siklus 1 sebesar 25%, siklus 2 sebesar 40%, dan pada siklus 3 meningkat menjadi 80%. 3) Adapun proses pembelajaran blended learning dengan metode home visit yang telah dilaksanakan dengan baik dan terbukti menjadi alternatif yang tepat dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan aktivitas belajar anak di kelompok B PAUD Pelangi Bogor. Efektifitas pembelajaran blended learning dengan metode home visit terlihat dari peningkatan kemampuan motorik kasar dan aktivitas belajar anak di setiap siklusnya.References
Samsudin, (2008), Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Prenada Media Group
Sunardi dan Sunaryo, (2007), Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus, Jakarta: Depdiknas
Djamarah, Syaiful Bahri, (2006(, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
A.M, Sardiman, (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Yamin, Martinis, (2007), Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press
Hamalik, Oemar, (2009), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta. Bumi Aksara
Agus Suprijono, (2010), Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Media