SYAR’U MAN QABLANA SEBAGAI METODE HUKUM ISLAM DAN APLIKASINYA DALAM HUKUM PERKAWINAN
DOI:
https://doi.org/10.32832/yustisi.v11i3.17887Abstrak
Artikel ini mengkaji syar’u man qablana sebagai metode hukum Islam dan mengaplikasikannya dalam permasalahan hukum perkawinan. Artikel ini berjenis kualitatif dengan melakukan studi pustaka sehingga, data yang diperoleh bersifat sekunder dan pendekatan yang digunakan ialah normatif. Artikel ini mengungkapkan pertama, syar’u man qablana dibagi menjadi tiga kelompok yaitu syari’at terdahulu yang telah di nasakh oleh al-Qur’an dan Hadis, syari’at terdahulu yang dinyatakan berlaku untuk umat Nabi Muhammad dan syari’at terdahulu yang secara jelas tidak dinyatakan berlaku untuk umat Nabi Muhammad, juga tidak ada penjelasan bahwa hukum tersebut telah dinasakh. Kedua, Para ulama sepakat terkait keabsahan syar’u man qablana yang telah dinasakh maupun syar’u man qablana yang telah dinyatakan berlaku untuk umat Nabi Muhammad. Namun para ulama berbeda pendapat mengenai penggunaan syar’u man qablana yang tidak secara tegas diberlakukan pada syariat Nabi Muhammad. Tetapi juga tidak terdapat nash yang membatalkannya. Ketiga, aplikasi syar’u man qablana terhadap hukum perkawinan menemukan, 1.) Larangan untuk hidup membujang seperti pada syari’at Nabi Zakaria dan Yahya dikarenakan telah dinasakhkan oleh al-Qur’an surat an-nur ayat 27. 2.) Pembolehan penggunaan jasa bekerja menjadi mahar dalam perkawinan, seperti mahar Nabi Musa ketika menikah dengan putri Nabi Syu’aib dengan bekerja padanya selama beberapa tahun.
Kata kunci: syar’u man qablana; hukum perkawinan; ushul fikih
Referensi
Abdurrahman, H. (2012). Ushul Fiqh Membangun Paradigma Berpikir Tasyri’i (M. M. Wahid, Trans.). Bogor: Al-Azhar Press.
Amar, R., Pratama Dharma, A., Urrahman, M. A., & Kurniawan, M. R. (2024). Kedudukan Pencatatan terhadap Keabsahan Perkawinan: Telaah Pencatatan Perkawinan. Jurnal Tana Mana, 5(2), 217–226. https://doi.org/10.33648/jtm.v5i2.486
Amar, R., Zahrah, J., & Hertiana, L. (2024). Perceraian dan Penguatan Hak-hak Perempuan: Reformasi Hukum Keluarga di Mesir, Indonesia dan Pakistan: BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam, 5(1), 64–85. https://doi.org/10.36701/bustanul.v5i1.1388
Baharuddin, M. (2019). Ilmu Ushul Fiqh. Bandar Lampung: Aura CV. Anugrah Utama Raharja.
Bina, A. (2022, October 8). Syar’u Man Qablana: Pengertian, Contoh, Macam dan Kedudukan. Retrieved March 27, 2023, from https://www.ahdabina.com/syaru-man-qablana-pengertian-contoh-macam-dan-kedudukan/
Dahlan, Abd. R. (2014). Ushul Fiqh. Jakarta: Amzah.
Dharma, A. P., & Amar, R. (2024). Prinsip The Best Interests of The Child dalam Perwalian Anak: Studi Penetapan Nomor 0053/Pdt.P/2017/PA.Tpi. MAQASIDI: Jurnal Syariah Dan Hukum, 120–129. https://doi.org/10.47498/maqasidi.v4i1.2898
Effendi, S. (2005). Ushul FiqIh. Jakarta: Kencana.
Firdaus, H. (2017). Ushul Fiqh Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif. Depok: Rajawali Pers.
Haroen, N. (1996). Ushul Fiqh. Jakarta: Logos.
Hayatudin, A. (2019). Ushul Fiqh: Jalan Tengah Memahami Hukum Islam. Jakarta: Amzah.
Masduki. (2009). Syariat Sebelum Nabi Muhammad (Syar’um Man Qablana) Sebagai Dalil Hukum Syara’. Al-Ahkam, 3(02).
Muzammil, I. (2019). FIQH MUNAKAHAT (Hukum Pernikahan dalam Islam). Tangerang: Tira Smart.
Nasution, M. S. A. (2022). The Sharia Concerning Hajj Based on Syar’u Man Qablana Approach (An Analysis of History and Maqashid Sharia). Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial, 10(01), 31–52. https://doi.org/10.30868/am.v10i01.2364
Putra, P. A. A. (2024). SYAR’U MAN QABLANÂ AND IT’S IMPLEMENTATION IN SHARIA ECONOMIC LAW (MU’ÂMALAH MÂLIYYAH). Jurnal Ilmiah Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan Keagamaan, 9(1), 81–95. https://doi.org/10.29300/mzn.v9i1.2861
Syarifuddin, H. A. (2008). Ushul Fiqh, Jilid 2. Jakarta: Kencana.
Tihami, H. M. A., & Sahrani, S. (2010). Fikih munakahat: Kajian fikih nikah lengkap. Jakarta: Rajawali Pers.
Yazid, I. (2017a). ANALISIS TEORI SYAR’U MAN QABLANA. Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial, 2(04). https://doi.org/10.30868/am.v2i04.131
Yazid, I. (2017b). Tafsir Ayat Ahkam Tentaang Syar’u Man Qablana dan Kehujahannya Sebagai Dalil Hukum. Al-Usrah : Jurnal Al Ahwal As Syakhsiyah, 5(1). https://doi.org/10.30821/al-usrah.v5i1.1343