Program matrikulasi bahasa Arab pada pondok pesantren

Konsep dan relevansi

Authors

  • Moh Ibrahim Universitas Ibn Khaldun Bogor
  • Abas Mansur Tamam Universitas Ibn Khaldun Bogor

DOI:

https://doi.org/10.32832/tawazun.v17i1.16276

Abstract

Pesantren education has distinct characteristics and features in its matriculation system compared to the matriculation system in public schools. There are fundamental differences that can be observed in several aspects, such as the dominance of religious education in the matriculation curriculum, the 24-hour implementation of matriculation, the pesantren curriculum, and educational elements that involve the mosque, dormitories, and kiai (religious teachers) as integral parts of the pesantren matriculation system. All of these aspects indicate that the matriculation system in pesantren is not the same as the commonly applied matriculation system in schools. To facilitate the matriculation process for students to achieve optimal results, matriculation is divided into several categories, including matriculation in congregational prayer, Quran recitation, evening study supervision, extracurricular lessons, sports activities, lectures (muhadharah), language discipline, discipline in leaving the campus, and discipline in campus life. In Arabic Language matriculation, there are four integrative approaches applied, namely: 1) Humanistic Approach, 2) Aural and Oral Approach, 3) Analysis and Non-Analysis Approach, and 4) Communicative Approach. By integrating these four approaches, it is expected to create an active, communicative, cognitively intelligent, and speaking-centered learning experience.

Abstrak         

Pendidikan pesantren memiliki karakteristik dan ciri khas matrikulasi yang berbeda dengan sistem matrikulasi di sekolah umum. Terdapat perbedaan mendasar yang dapat dilihat dari beberapa hal, seperti dominasi materi matrikulasi yang berfokus pada pendidikan keagamaan, pelaksanaan matrikulasi selama 24 jam, kurikulum pesantren, serta elemen-elemen pendidikan yang melibatkan masjid, asrama, dan kiai sebagai bagian integral dari sistem matrikulasi pesantren. Semua aspek ini menunjukkan bahwa sistem matrikulasi di pesantren tidaklah sama dengan sistem matrikulasi yang umum diterapkan di sekolah. Demi memfasilitasi proses matrikulasi santri agar mencapai hasil yang optimal, matrikulasi dibagi ke dalam beberapa kategori, termasuk matrikulasi dalam shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an, pengontrolan belajar malam, pelajaran ekstrakurikuler, kegiatan olahraga, muhadharah (ceramah), disiplin bahasa, disiplin keluar kampus, dan disiplin kehidupan di dalam kampus. Dalam matrikulasi Bahasa Arab, terdapat empat pendekatan yang diterapkan secara integratif, yaitu: 1) Pendekatan Humanistik. 2) Pendekatan Aural dan Oral 3) Pendekatan Analisis dan Non Analisis 4) Pendekatan Komunikatif. Dengan mengintegrasikan keempat pendekatan tersebut, diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, komunikatif, cerdas secara kognitif, dan berpusat pada kemampuan berbicara.

References

A. S, Broto. (1980). Pengajaran Berbahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarta: Bulan Bintang.

Abawahida, R. (2002). Kurikulum Pendidikan Pesantren dan Tantangan Perubahan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aly, A. (2011). Pendidikan Multikultural di Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azizy, A. Q. A.. (2000). Islam dan Permasalahan Sosial: Mencari Jalan Keluar. Yogyakarta: LKIS.

Chiizin, M. H. (1999). Agama dan Ilmu dalam Pesantren. Dalam Pesantren dan Pembaharuan, ed. M. Dawam Rahardjo. Jakarta: LP3ES.

Dahlan, J. (1992). Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Al Ikhlas.

Daulay, H. P. (tt). Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan di Indonesia.

Departemen Agama RI-Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. (2003). Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah; Pertumbuhan dan Perkembangannya. Jakarta: Departemen Agama RI.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dhofier, Z. (1990). Tradisi Pesantren Memadu Modernitas Untuk Kemajuan Bangsa. Jakarta: LP3ES.

Dhofier, Z. (1999). Tradisi Pesantren: Studi Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Cet. 9. Jakarta: Raja Grafindo.

Effendy, A. F. (2005). Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Haedari, A., El-Sha, I. (2006). Peningkatan Mutu Terpadu Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jakarta: Diva Pustaka.

Huda, N. (2011). Mudah Belajar Bahasa Arab. Amzah.

Khaldun, I. (2016). Pendekatan Pembelajaran Matrikulasi Bahasa Arab Pada Madrasah dan Perguruan Tinggi Agama Islam (Analisis Komunikasi Pembelajaran Model TCM-SCM). JL3T, 2(2).

Lembaga Research Islam (Pondok Pesantren Luhur). (1875). Sejarah dan Dakwah Islamiyah Sunan Giri. Malang: Panitia Penelitian dan Pemugaran Sunan Giri Gresik.

Lesimanuaya, Y. R. (2016). Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerja terhadap Kinerja Pegawai Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera Jayapura Papua. Future: Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 4(1).

Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.

Masyud, S dkk., (2003). Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka.

Muhaimin. (2003). Arah Baru Pendidikan Islam. Bandung: Nuansa.

Mustafa, S. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Uin Maliki Press.

Sunaiyah. (Tidak diketahui). Program Matrikulasi Pada Pembelajaran Kurikulum 2013.

Tarigan, H. G. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Zulhannan. (2014). Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Rajawali Press.

Downloads

Published

2024-04-30

How to Cite

Ibrahim, M., & Tamam, A. M. (2024). Program matrikulasi bahasa Arab pada pondok pesantren: Konsep dan relevansi. Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, 17(1), 103–124. https://doi.org/10.32832/tawazun.v17i1.16276

Issue

Section

Artikel